Fenomena Baru: Selebritas Pria Kembali Populerkan Cat Kuku, Maskulinitas Bukan Lagi Hitam-Putih

Fenomena Baru – Dulu, cat kuku identik dengan perempuan. Warnanya yang cerah, kilau metalik, atau motif penuh seni dianggap terlalu “lembut” untuk pria. Tapi sekarang? Paradigmanya telah bergeser drastis. Para selebritas pria papan atas justru sedang berlomba-lomba memamerkan kuku mereka yang dicat rapi, berwarna-warni, bahkan dihias detail yang rumit. Ini bukan sekadar gaya. Ini adalah pernyataan. Sebuah gebrakan terhadap norma lama yang usang dan terlalu sempit soal maskulinitas.

Harry Styles, Bad Bunny, hingga Machine Gun Kelly—nama-nama besar yang dulunya identik dengan gaya maskulin konvensional, kini justru tampil percaya diri dengan kuku berwarna neon, hitam pekat, hingga motif floral. Di Indonesia sendiri, sejumlah selebritas muda juga mulai menunjukkan tren serupa di media sosial. Muncul pertanyaan: apakah ini hanya sensasi sementara, atau tanda revolusi gaya yang lebih dalam?

Kuku Berwarna, Identitas Baru?

Lebih dari sekadar fashion, penggunaan cat kuku oleh selebritas pria kini menjelma menjadi bentuk ekspresi diri yang tak bisa diabaikan. Mereka tidak sekadar “ikut-ikutan”, tapi secara sadar menolak dikotakkan oleh standar gender yang mengekang. Dalam dunia hiburan yang penuh sorotan, mereka menjadikan kuku sebagai kanvas perlawanan terhadap stereotip.

Cat kuku bukan lagi tentang jenis kelamin, tapi tentang keberanian menunjukkan warna aslimu. Warna hitam pekat bisa bermakna kekuatan dan ketegasan, sementara gradasi pelangi bisa mengisyaratkan dukungan terhadap komunitas LGBTQ+. Tidak sedikit pula yang menjadikannya simbol seni, kebebasan, atau bahkan terapi personal. Ya, mengecat kuku bisa menjadi bentuk self-care. Dan jika pria melakukannya? Kenapa tidak?

Kontroversi: Simbol Keberanian atau Sekadar Gimmick?

Meski banyak yang mengapresiasi tren ini sebagai langkah progresif, tak sedikit pula yang mengecamnya. Sebagian publik masih melihat pria bercat kuku sebagai “melenceng”, “tidak jantan”, atau “haus perhatian”. Argumen klasik soal nilai tradisional dan moral selalu jadi senjata.

Tapi bukankah ini justru menunjukkan betapa pentingnya perubahan? Setiap langkah maju memang mengundang resistensi slot server kamboja. Namun dengan makin banyaknya tokoh publik yang berdiri tegak memperlihatkan pilihan gaya mereka, ruang kebebasan berekspresi pun makin terbuka lebar. Dunia hiburan, yang selama ini kerap jadi cermin masyarakat, kini memantulkan wajah baru maskulinitas—lebih cair, lebih bebas, dan lebih otentik.

Pria bercat kuku bukan lagi pemandangan aneh. Ini adalah realita baru. Dan kalau kamu masih menganggap itu “aneh”? Mungkin kamulah yang ketinggalan zaman.